SHARE

istimewa

“Saya yakin transisi anak-anak kita dari PAUD ke SD apabila itu menyenangkan dan tidak traumatis, dampak yang bunda-bunda lakukan akan sangat dipegang dan diingat sepanjang hayat mereka sebagai pemelajar sepanjang hayat,” ujar Franka.

Nanny Hadi Tjahjanto, Anggota Bidang 1 OASE KIM, dan Penggerak Pendidikan, mengatakan bahwa Bunda Bunda PAUD merupakan sosok hebat yang turun langsung menghadapi miskonsepsi yang masih terjadi pada praktik pembelajaran PAUD dan SD. Nanny menambahkan, perlu adanya penekanan dalam meniadakan tes calistung karena hal tersebut menjadi momok bagi guru-guru PAUD.

“Itulah yang perlu ditekankan kembali untuk masyarakat Indonesia tahu bahwa yang dimaksud dengan Merdeka Belajar adalah pembelajaran secara bermain, seperti yang sudah diterapkan oleh para guru PAUD. Sehingga disaat 100 tahun Indonesia merdeka, anak-anak ini akan menjadi generasi Indonesia Emas,” ucap Nanny.

Elvira Berta, Bunda PAUD Kabupaten Timor Tengah Utara, terkait miskonsepsi di Timor Tengah Utara masih ada, pembelajaran yang dilaksanakan di SD itu belum menyenangkan, karena para guru di SD beranggapan bahwa di PAUD anak anak sudah belajar membaca, tetapi tidak semuanya seperti itu.

Lebih lanjut, Elvira menambahkan bahwa hal tersebut yang membuat kesalahpahaman antar guru PAUD dan SD, “saya harap dengan adanya gerakan ini, miskonsepsi yang terjadi di Kabupaten kami dapat teratasi,” ujar Elvira.

Christanti Handayani, Bunda PAUD Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, turut menyampaikan komitmen untuk mendukung gerakan yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek khususnya terkait dengan gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

“Gerakan ini perlu adanya kolaborasi sinergi dari semua pihak sehingga peran Bunda PAUD dapat optimal untuk mendukung program ini, dengan jejaring yang dimiliki oleh Bunda PAUD, saya harap langkah kecil yang kita lakukan menjadi langkah besar untuk generasi Indonesia Emas tahun 2045,” pungkas Christanti. 

Halaman :
Tags
SHARE