SHARE

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Firman Shantyabudhi mengimbau masyarakat yang akan berangkat mudik menggunakan kendaraan pribadi agar menyesuaikan pelat nomor kendaraannya dengan tanggal ganjil genap.

CARAPANDANG - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Firman Shantyabudhi mengimbau masyarakat yang akan berangkat mudik menggunakan kendaraan pribadi agar menyesuaikan pelat nomor kendaraannya dengan tanggal ganjil genap.

"Jadi, silakan mobil yang mau dipakai itu dilihat. Kalau itu genap, berangkatlah hari genap. Ketika kami nanti terapkan (ganjil genap) nanti masyarakat enggak kecewa," kata Firman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Korlantas Polri telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas di ruas jalan tol untuk mencegah terjadi kepadatan arus lalu lintas saat puncak arus mudik, yakni sistem satu arah (one way), lawan arus (contraflow) dan ganjil genap.

Hingga saat ini pihaknya masih memaksimalkan rekayasa lalu lintas dengan sistem one way dan contraflow. Untuk ganjil genap, kata dia, belum diterapkan karena arus lalu lintas masih bisa terkendali dengan dua rekayasa tersebut.

"Sejauh ini (ganjil genap) belum diterapkan, ya, berdoa saja enggak," kata Firman.

Jenderal bintang dua itu mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin menyulitkan masyarakat yang akan mudik. Penerapan ganjil genap situasional, berdasarkan diskresi kepolisian dengan melihat kondisi volume kendaraan dan kapasitas jalan.

"Saya sejak awal tidak ingin masyarakat disulitkan di jalan. Oleh karena itu, kalau kendaraan genap berangkatlah hari genap. Ketika nanti diterapkan masyarakat tidak kecewa karena tidak boleh jalan. Ini yang kami tidak inginkan, apalagi ini operasi kemanusiaan," kata Firman.

Dalam operasi ini, kata Firman, pihaknya mengutamakan unsur pelayanan. Akan tetapi, peran masyarakat untuk mematuhi aturan lalu lintas juga dibutuhkan. Saat ini Polri masih memperpanjang penerapan one way di KM 72 Tol Cipali sampai KM 414 Tol Kalikangkung.

Bersamaan dengan itu, diberlakukan lawan arus sebanyak dua lajur di sepanjang Tol Cikampek dari KM 47 sampai KM 70. Langkah itu, kata dia, guna mencegah terjadinya penyempitan ruas jalan atau bottleneck dari arah Jakarta menuju Timur (Transjawa).

Selain itu, agar tidak terjebak kepadatan di ruas tol, masyarakat juga dapat memanfaatkan jalan-jalan arteri pada malam hari. Hal ini mengingat pada malam hari aktivitas masyarakat lokal sudah menurun sehingga jalan lebih lancar.

"Ada keuntungannya ketika menjelang malam, masyarakat kami harapkan jangan terjebak. Malam itu masyarakat lokal itu sudah istirahat, jadi bisa dimanfaatkan jalur arteri itu," kata Firman.



Tags
SHARE