Pada momentum Hari Kartini tahun ini komunitas memilih Lapangan Lumintang sebagai arena berkumpul, karena melihat lapangan skate ini belum lama dipercantik pemerintah.
Rodi mengajak puluhan perempuan dari dewasa hingga paling banyak anak-anak usia belasan tahun untuk bermain bersama dan selanjutnya tetap berlatih bersama, mengingat pemerintah daerah juga sudah mulai memberi perhatian lewat pembuatan fasilitas pendukung.
Salah satu skater perempuan muda, Sarkara Laislana Abhipraya mengungkapkan rasa senangnya karena mendapat tantangan bermain skateboard menggunakan kebaya.
Meski cukup sulit bagi anak berusia 13 tahun itu tetap ia jalani, karena menurutnya kegiatan ini bagian dari selebrasi atas kebebasan perempuan.
Skateboard baginya bukan sekadar hobi, namun olahraga yang difokuskan, sehingga ia rutin mengikuti lomba-lomba untuk mencapai cita-citanya menjadi skater profesional.
Berkaca dari dirinya dan teman-teman sebayanya di Bali, Sarkara meyakini perempuan Bali punya potensi di olahraga ini, hanya butuh lebih banyak perlombaan yang memberi kategori khusus bagi perempuan, tidak dicampur dengan laki-laki.
“Skate itu dibilang rata-rata olahraga susah, terutama untuk perempuan, jadi seperti diminta biarkan laki-laki saja, tapi menurut saya perempuan mempunyai bakat untuk bermain dengan laki-laki, dan laki-laki juga tidak semuanya bisa main skateboard,” ujarnya. dilansir antaranews.com