CARAPANDANG - Kontibusi lembaga amil zakat terhadap fundamental ekonomi memberikan dampak yang berarti. Terutama dalam agenda pembangunan manusia di Indonesia yang juga dipengaruhi oleh ekonomi global. Problem kemiskinan dan ketimpangan masih ada di depan mata. Indonesia turut berkepentingan dengan agenda itu untuk capaian 2030.
Rekomendasi Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan bagian dari rujukan lembaga amil zakat termasuk Lazismu dalam menjawab agenda pembangunan global tersebut. Hal itu disampaikan Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Ahmad Imam Mujadid Rais dalam acara pembukaan Rapat Kerja Nasional Lazismu 2025, pada 29 November sampai 1 Desember 2024, di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya, Kaliurang Yogyakarta.
“Sejalan dengan akselerasi Indonesia untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi, diharapkan visi yang dicita-citakan menjadi negara maju, modern, dan berperadaban unggul dengan berbagai faktor pendukungnya seperti penguatan sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital dapat terwujud,” ungkapnya saat memberikan sambutan.
Rakernas kali ini, lanjut dia, dengan tema: Sinergi Kebajikan untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDGs, dilaksanakan saat kepemimpinan nasional Prabowo-Gibran baru saja memulai periodesasinya secara resmi pada 20 Oktober 2024 dengan mengusung viisi misi Asta Cita dalam arah kebijakannya.