SHARE

Mendikbudristek menjadi pembina upacara Hardiknas. Mengenakan pakaian adat dari Flores, Nusa Tenggara Timur.

CARAPANDANG - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2022 secara hibrida di halaman kantor Kemendikbudristek, pada Jumat (13/5/2022). Berbeda dari tahun-tahun biasanya, kali ini, upacara dilaksanakan pada 13 Mei 2022 karena menyesuaikan hari libur dan cuti bersama Idulfitri 1443 Hijriyah.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjadi pembina upacara. Mengenakan pakaian adat dari Flores, Nusa Tenggara Timur, Menteri Nadiem menjelaskan tema peringatan Hardiknas, yakni “Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar”.

Whats-App-Image-2022-05-13-at-10-27-35

Upacara Hardiknas tahun ini diikuti oleh 252 peserta secara luring dengan mengenakan pakaian adat dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Upacara diselenggarakan secara terbatas dan mengingat wilayah Jakarta masih berada pada level 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sementara itu, sebanyak 2.700 orang yang terdiri dari peserta didik berprestasi, duta rumah belajar, Guru Penggerak angkatan 1 dan 2, mahasiswa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, alumni Kemah Budaya Kaum Muda dan para pegiat budaya, serta Duta Bahasa tahun 2020-2021 turut mengikuti upacara secara daring.

Whats-App-Image-2022-05-13-at-10-27-35-1

“Hari ini adalah bukti, kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan. Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan,” ujar Mendikbudristek pada pidatonya.

“Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Hingga tahun ketiga pandemi, Nadiem mengatakan, Kemendikbudristek terus melakukan berbagai terobosan dalam Merdeka Belajar yang menghasilkan perubahan positif. Capaian tersebut tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20.

Halaman :