CARAPANDANG - Nilai tukar diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS hari ini. Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, rupiah turun 0,06 persen atau 10 poin menjadi Rp16.837 per dolar AS.
"Rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS karena harga emas yang terus naik. Sehingga rupiah sebagai salah satu aset berisiko mendapat sentimen pelemahan," kata Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra dalam analisisnya, Kamis (17/4/2025).
Pagi ini, tambah Ariston, harga emas di pasar dunia mencapai level tertinggi sepanjang masa (all time high). Harga logam mulia itu terpantau menembus level USD3.300 per troy ounce.
Kebijakan tarif Trump juga masih menjadi isu utama yang menekan aset berisiko. "Perang tarif antara dua negara besar, AS dan Tiongkok menjadi kekhawatiran pasar," ucap Ariston.
Kekhawatiran tersebut, sambungnya, disampaikan secara implisit oleh Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell semalam. Powell mengkhawatirkan dampak kebijakan tarif Trump terhadap kenaikan harga di AS.
Jika terjadi kenaikan harga yang terus menerus atau inflasi, maka tidak ada peluang the Fed memangkas suku bunga lagi. "Jika ini terjadi, rupiah akan tertekan terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Diperkirakan, risiko pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.900. Sedangkan potensi support di kisaran Rp16.800 per dolar AS.