Setelah diberhentikan dari presiden, sambung Said, Bung Karno juga diperlakukan sebagai tahanan kota. Pada akhir hayat, Bung Karno pun wafat dengan kondisi yang sangat menyedihkan.
Selain itu, kata Said, anak-anak Bung Karno, termasuk Megawati menghadapi berbagai tekanan dan pembatasan politik pada masa Orde Baru. Orde baru juga melakukan de-Soekarnoisasi atau pelarangan atas penyebaran ajaran-ajarannya secara sistematis.
Menurut Said, berbagai sejarah itu tersimpan kuat dalam memori Megawati. Saking kuatnya ingatan itu maka ketika MPR mencabut TAP MPR NoXXXIII/MPR/1967, rasa haru dan terima kasih diucapkan kembali oleh Megawati.
"Tanpa andil Presiden Prabowo dan seluruh Pimpinan MPR serta dukungan seluruh elemen rakyat, mustahil TAP MPR yang menyangkutkan Bung Karno dengan G30S 1965 itu bisa dihapuskan," tuturnya.