CARAPANDANG - Saham Nissan Motor mengalami penurunan tajam. Hal tersebut terjadi usai perusahaan mobil asal Jepang ini melaporkan kerugian bersih tahunan sebesar 670,9 miliar Yen, atau sekitar Rp72 triliun.
Saham Nissan Motor mengalami penurunan hingga 3,2 persen pada perdagangan Rabu (14/5). Seperti dikutip dari Bloomberg, penurunan ini lebih besar dibandingkan indeks pasar saham Topix yang lebih luas.
Sebelumnya perusahaan tersebut telah mengumumkan rencana untuk menutup tujuh pabrik dan memangkas 20.000 karyawan demi menghemat biaya sebesar 500 miliar yen. Namun, langkah ini belum cukup untuk mengatasi kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian akibat kebijakan tarif. “Kami menghargai Nissan karena mengambil langkah restrukturisasi lebih awal,” tulis analis dari Morgan Stanley MUFG Securities, termasuk Hiroto Segawa.
“Namun, situasi bisnis global saat ini masih sangat tidak pasti,”imbuhnya.
Perusahaan mobil asal Jepang ini sedang mengalami masa sulit, kesulitan memulihkan bisnisnya. Peyebab kemunduran Nisan salah satunya adalah model mobil yang mereka produksi tidak mengikuti perkembangan zaman dan kurang diminati di pasar utama seperti Amerika Serikat dan China.
Selain itu, kebijakan tarif dari pemerintah AS juga menjadi ancaman besar. Nissan memperkirakan kebijakan tersebut bisa merugikan mereka hingga 450 miliar yen.