Beranda Berita MLH PP Muhammadiyah Bersama BPKH Luncurkan Buku Panduan Ibadah Haji Ramah Lingkungan

MLH PP Muhammadiyah Bersama BPKH Luncurkan Buku Panduan Ibadah Haji Ramah Lingkungan

Indonesia sebagai negara dengan jumlah jemaah yang terbanyak harus mampu membangun  kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan hidup sejak tahap awal keberangkatan.

0
Istimewa

Pada kesempatan yang sama Anggota Badan Pelaksana BPKH RI, Harry Alexander, mengatakan bahwa munculnya buku “Responsible Green Hajj” ini merupakan inisiatif sekaligus momentum untuk mengubah paradigma ibadah haji yang selama ini dianggap eksploitatif dan kurang peduli lingkungan, menjadi lebih bertanggung jawab terhadap bumi dan generasi mendatang.

"Nah, kebetulan puncak hari bumi, setelah wukuf di Arofah. Sehingga inilah kita kemudian memunculkan isu green haji. Bahwa haji juga bisa menjadi puncak dari penyelamatan bumi kita," ujar Harry.

Dia menjelaskan bahwa dalam buku ini terdapat sejumlah panduan praktis dan spiritual bagi jemaah, mulai dari cara mengelola sampah, menghemat air wudhu, konsumsi yang bertanggung jawab, penggunaan kain ihram organik, hingga langkah-langkah mengurangi emisi karbon selama dan setelah pelaksanaan haji. 

Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, pelaksanaan haji menghadapi tantangan berat akibat krisis iklim. Suhu ekstrem di Arab Saudi, yang semakin meningkat tiap tahunnya telah menyebabkan banyak kasus heat stroke di kalangan jemaah. 

Fenomena ini, kata Harry, membuat pendekatan Green Hajj menjadi sangat relevan dan mendesak. Ia menyoroti pentingnya membangun kesadaran lingkungan, khususnya di kalangan jemaah haji generasi muda. 

“Kami juga mencermati tren generasi jamaah haji di masa depan. Gen Z dan Milenial, yang jumlahnya signifikan dan memiliki kesadaran tinggi terhadap keberlanjutan telah menjadi kekuatan utama dalam mendorong transformasi ini,”kata Harry.

Ia menambahkan, salah satu upaya nyata yang sedang digencarkan adalah program wakaf pohon, di mana jemaah haji diajak menyumbangkan pohon sebagai bentuk kontribusi ekologis. Hal ini, katanya bisa menjadi sinyal kuat bahwa sektor keuangan syariah bisa menjadi motor penggerak transformasi hijau.

"Kami meyakini karena BPKH ini lembaga keuangan, kalau BPKH dan perbankan syariah sudah turun, maka the driver itu adalah financial institution. Karena kita tahu selama ini isu lingkungan selalu kalah dengan isu pembangunan ekonomi,"ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Teratas

Berita Terkait
Berita Terkait