CARAPANDANG - Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, meluncurkan inisiatif reformasi menjelang ulang tahun ke-80 organisasi tersebut. Reformasi ini bertujuan untuk memperbarui sistem kerja PBB agar tetap efektif dalam menghadapi tantangan global.
Melansir dari AP News, Kamis (13/3/2025), langkah ini menjadi semakin penting di tengah pemotongan dana yang signifikan. Guterres menegaskan, inisiatif UN80 tidak terkait dengan kebijakan pemotongan bantuan luar negeri oleh pemerintah Amerika Serikat.
Ia menekankan, inisiatif ini merupakan kelanjutan dari upaya reformasi yang telah lama dilakukan. Tujuan utama reformasi ini adalah meningkatkan efisiensi operasional PBB dengan meninjau berbagai mandat serta menyederhanakan struktur organisasi.
Meski reformasi PBB telah menjadi agenda selama beberapa dekade, upaya ini selalu menghadapi kendala besar. Salah satu tantangannya adalah kekuasaan di tangan 193 negara anggota, masing-masing memiliki pandangan berbeda tentang peran dan masa depan PBB.
PBB juga mendapat kritik tajam karena dinilai gagal menjalankan misi utamanya dalam menjaga perdamaian dunia. Namun, organisasi ini tetap berperan penting dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi jutaan orang yang membutuhkan.
Guterres menekankan dunia saat ini menghadapi ketidakpastian yang semakin besar dengan meningkatnya konflik. Ia juga menyoroti meluasnya pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia serta lambatnya kemajuan dalam pengentasan kemiskinan.