Menurutnya meskipun lokasi pemusnahan yang telah ditetapkan di area tersebut sudah jauh dari permukiman, peristiwa ini menunjukkan bahwa pengawasan perlu lebih ketat.
"Ke depan, pemusnahan amunisi harus dipastikan benar-benar aman dan steril dari masyarakat. Tidak boleh ada warga sipil yang berada di sekitar lokasi dengan alasan apa pun demi keselamatan bersama," harapnya.
Sekadar informasi, kejadian ledakan ini bermula ketika pemusnahan amunisi dilaksanakan oleh tim Gupusmu III Peralatan TNI AD pada Senin 12 Mei 2025 pukul 09.30 WIB di dua sumur yang telah disiapkan.
Peledakan amunisi di dua sumur tersebut berjalan aman. Namun, saat tim sedang mempersiapkan lubang lain untuk menghancurkan sisa detonator, terjadi ledakan mendadak.
Dari peristiwa ini, empat orang dari anggota TNI Angkatan Darat dan sembilan orang dari masyarakat dinyatakan meninggal dunia dan dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk.
Untuk daftar korban dari TNI yakni; Kepala Gudang Munisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Pusat Munisi III Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Ery Panggodo, dan Pratu Apriyo Setiawan.
Sementara untuk sembilan warga sipil yakni; Agus Bin Kasmin, Ipan, Anwar, Iyus Ibing, Iyus Rizal, Toto, Dadan, Rustiawan, dan Endang.