CARAPANDANG - Sekitar 800 ribu orang terdampak kekeringan parah yang melanda wilayah tengah dan utara Somalia. Demikian disampaikan Deputi Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Farhan Haq, berdasarkan analisis Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).

Menurut dia, para warga terdampak kekeringan ini tinggal di sejumlah wilayah yang tersebar di 16 distrik. "Badan-badan PBB bersama mitra tengah mengidentifikasi kebutuhan utama warga yang terdampak," ujarnya dikutip Xinhua, Kamis (7/8/2025).

Proses identifikasi berlangsung di wilayah-wilayah kekeringan terparah seperti Puntland dan Somaliland. Berdasarkan pemantauan sebelumnya, kerawanan pangan meningkat drastis dan akses terhadap air bersih semakin terbatas. 

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan mengeringnya sumber-sumber air utama. Sejumlah  sumber air telah mengering dan lebih dari 160 sumur bor tidak lagi berfungsi.

Akibatnya, para peternak terpaksa bermigrasi ke wilayah lain demi mencari air dan padang penggembalaan baru. Karena itu, Dana Kemanusiaan Somalia yang dikelola PBB telah bersiap mengalokasikan bantuan untuk kebutuhan darurat di sana.

Namun, upaya penyaluran bantuan kini terkendala pemotongan anggaran dari negara-negara donor utama. Kondisi tersebut membuat mitra kemanusiaan kesulitan untuk meningkatkan skala bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat.